top of page

Focus Group Discussion

  • Writer: Dewan Pengurus Wilayah VI
    Dewan Pengurus Wilayah VI
  • Dec 8, 2021
  • 4 min read

PKPP BINA DESA DPW VI POPMASEPI x HIMASEP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


"Pemuda Bersinergi Untuk Mengembangkan Potensi Pertanian Desa di Era Pandemi"



Pertanian adalah suatu kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi, dan untuk mengelola lingkungan hidup, serta kegiatan budidaya tanaman, hewan ternak, dan pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe. Dengan demikian sektor pertanian dapat diandalkan dalam pembangunan perekonomian, melihat banyaknya hal yang bisa dimanfaatkan dalam bidang pertanian mulai dari subsistem hulu, subsistem usahatani (on fram), subsistem hilir, subsistem pemasaran hasil pertanian, dan subsistem kelembagaan (jasa penunjang kegiatan pertanian).

Salah satu komoditi yang dapat dimanfaatkan adalah tanaman Jeruk merupakan tanaman buah tahuan yang berasal dari Asia. Jeruk dikenal buah yang memili kandungan vitamin C yang tinggi, dan banyak kadungan nutrisi lainya. Jeruk mempunyai cita rasa yang manis segar, dan asam tergantung jenis jeruk tersebut. Di Indonesia mempunyi jenis jeruk lokal seperti jeruk Keprok, jeruk Siem yang terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis, jeruk sitrun/lemon jeruk besar yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madium dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yang terdiri atas jeruk nipis, jeruk Purut dan jeruk sambal. Selain itu jeruk dapat dimanfaatkan untuk kesehatan seperti membantu menurunkan kolesterol menjaga kesehatan mata, menjaga kesehatan jantung, memperlancar sistem pencernaan, membantu menjaga imun tubuh dan lain – lain. Dengan melihat banyaknya hal – hal yang bisa dimanfaat oleh jeruk baik dari segi nutrisi, membantu meningkatkan kesehatan tubuh manusia, sering digunakan untuk kecantikan dan lain – lain, sehingga banyak yang ingin membudidayakan tanaman jeruk. Desa Kaliukan Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Desa yang dikenal sebagai penghasil jeruk siam dengan kualitas buah yang lebih baik dari desa sekitarnya. Jeruk ini merupakan komoditas unggulan yang ada di desa tersebut. Jeruk siam atau yang biasa disebut jeruk keprok adalah buah jeruk yang berasal dari Thailand kemudian dikembangkan di Indonesia. Buah jeruk yang ditanam di desa ini menggunakan varietas jeruk siam pontianak dan jeruk siam banjar, sehingga tidak heran buahnya memenangkan juara II Kontes Buah Jeruk Nasional pada Tahun 2011 di Telekung, Jawa Timur. Namun hal – hal tersebut tidak terlepas dari permasalahan yang berdampak pada pertanian seperti banjir yang menyebab tanaman jeruk tidak dapat digunakan (tanaman mati), kemarau yang berkepanjangan, hama, dan adanya keterlambatan dalam penyaluran bantuan bibit seharusnya, petani menanam pada bulan April namun bantuan diberikan pada bulan Juni sehingga bibit tidak dapat digunakan. Pemerintah desa setempat membantu mengatasi permasalahan petani seperti melakukan penanggulangan hama dengan memberikan pestisida dan memperbaiki akses jalan usahatani. Penyuluh membantu menanggulangi dampak banjir dengan mengubah cara tanaman yang awal menggunakan sistem surjan namun lahan masih rendah, penyuluh menyarankan agar dengan menambah tinggi permukaan tanam pada lahan tersebut, kemudian petani menanam jeruk menggunakan tanaman cangkokan dan juga okulasi.

Untuk tanaman okulasi mampu bertahan hidup selama 12 tahun dan biasanya petani setempat membeli bibit okulasi membeli dari luar daerah, dari hal tersebut melalui salah satu program yang dibuat oleh penyuluh yaitu dengan mengirimkan peserta petani milenial untuk magang di Bakambat agar dapat mempelajari cara perbanyakan tanaman jeruk dengan cara okulasi yang baik dan benar. Diharapkan melalui program tersebut dapat membantu petani cara – cara perbanyakan tanaman jeruk, sehingga petani tidak perlu membeli dari luar daerah lagi. Kemudian penyuluh dan didukung oleh pemerintah desa akan membuat program Agrowisata tanaman jeruk, sehingga diharapkan melalui program tersebut, dapat membantu peningkantan pendapatan petani, dan juga meninggatkan pendapatan daerah di Kalimantan Selatan. Dari berbagai bantuan yang diberikan hubungan petani dengan pemerintah desa dan penyuluh terjalin dengan baik serta saling bekerja sama dalam mengujudukan kesejahteraan petani.


Awal tahun 2020, dunia dilanda pandemi COVID-19, termasuk di negara Indonesia. Pandemi Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2, yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebab damam, sesak nafas gangguan indra penciuman dan indra perasa bahkan bagi orang yang terjakit Covid – 19 yang mempunyai penyakit bawaan, Covid – 19 akan buat penyakit bawaan tersebut bertambah parah sehingga banyak kasus meninggal dunia akibat dari covid-19. Pemerintah berupaya mengurangi penyebaran covid-19 dengan menerapkan protokal kesehatan, menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarat), dan lain – lain. Akibat Pandemi ini telah menimbulkan ketidakstabilan disemua sektor perekonomian termasuk disektor pertanian. Dampak tersebut berimbas pada terganggunya proses produksi petani seperti adanya penerapan PPKM menyebabkan ada batasan antar penjual dan pembeli sehingga ketidakstabilan harga kemungkin beberapa harga bahan – bahan pertanian seperti sayur, buah, daging, dan lain – lain meningkat atau bahkan menurun, kemudian rantai pasokan pangan melambat dan bahkan kekurangan disebabkan penyaluran logistik pertanian terganggu, selanjutnya berdampak pula pada kesehatan petani mengingat bahwa lebih banyak petani yang berusia relatif tua sehingga sangat rentan terjangkit Covid-19, dan dampak – dampak lainya. Di era seperti sekarang ini dampak dari pandemi ini tentunya menimbulkan banyak gejolak dimasyarakat. Dari kota hingga ke desa tidak lepas dari dampak negatif COVID-19 ini. Salah satu desa yang terdampak pandemi COVID-19 ini yakni di Desa Kaliukan, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Maka perlu adanya upaya – upaya untuk menstabilkan kembali sektor pertanian dan memulihkan dari dampak - dampak yang ditimbul dari sektor petanian. Mahasiswa adalah salah satu agent of change tentunya banyak mahasiswa yang berusia muda, dan bahkan bisa menjadi petani milenial. Dalam menyikapi segala persoalan yang dihadapi para petani terkhususnya disituasi pandemi seperti sekarang ini, melalui focus group discussion (FGD) menghasilkan beberapa rekomndasi – rekomendasi solusi :

Sebagai mahasiswa harus bisa menfaatkan teknologi yang semakin canggih, seperti melalukan berbagai riset dari sumber – sumber terpercaya, sehingga dapat membantu petani dalam mengatasi permasalahan pertanian seperti membuat teknologi pembuat pupuk, pembuat pestisida organik, dan lain – lain.


Kemudian mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan ide – ide yang kreatif dan inovatif seperti memutuskan rantai pemasaran yang panjang dengan menfaat teknologi digital seperti jual beli online disaat situasi pandemi seperti sekarang penjualan online sangat baik dilakukan.


1) Penyuluh pertanian harus selalu dinamis dan solutif dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi petani, penyuluh harus mampu beradaptasi terhadap berbagai situasi baru dalam pembangunan pertanian dan di era globalisasi, penyuluh harus membuat bimbingan teknis kepada petani tentunya akan meningkatkan pengetahuan dan pemanfaat tekonologi tepat guna yang dapat diterapkan sehingga dapat membantu ningkatkan pendapatan petani.

2) Pemerintah melakukan penanganan yang intens terhadap petani – petani terdampak banjir seperti membantu manajeman tata kelola infrastuktur pertanian, pemberian bantuan bibit harus tepat waktu, memberikan bantuan pupuk secara berkala (dengan memberikan pupuk secara gratis dapat mengurangi beban petani), pemerintah juga diharapakan dapat memberikan bantu terhadap alat – alat pertanian, dan mesin – mesin penunjang pertanian.


Dari hasil FDG tersebut dan beberapa rekomendasi, diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terutama dalam pemencahan permasalahan petani, dan diharapkan juga dapat terlaksananya solusi – solusi tersebut sehingga tercipta hubungan yang seimbang bagi petani, pemerintah, penyuluh, masyarakat, dan mahasiswa.


Comments


SEKERTARIAT DPW VI POPMASEPI

Jln. Iskandar No. 63, Kel. Madurejo, Pangkalan Bun

Thanks for submitting!

  • Twitter
  • Facebook
  • Linkedin

© 2023 by BrainStorm. Proudly created with Wix.com

bottom of page